BebeBabibu: Tentang Hari Kelahiran

B. Sofranita
1 min readFeb 6, 2023

--

Sebagian orang mungkin sangat menantikan kehadiran kembali hari kelahirannya, untuk dirayakan, atau sekadar dikenang.. bahwa ia bisa sampai di usia yang ia injak saat ini dengan segala hal yang ia pernah lalui dimulai dari satu hari kelahirannya tersebut.

Sebagian lagi mungkin tidak terlalu ingin membedakan hari kelahirannya yang terulang sekali tiap tahun itu karena ia merasa bahwa hari itu sama saja seperti hari-hari yang lainnya, tidak ada yang istimewa, yang penting baginya adalah menjalani tiap hari baru yang terlewati, karena bisa jadi keistimewaan justru muncul dari bagaimana ia merengkuh harinya kini.

Sisanya, ia mungkin tidak tergolong orang yang menikmati atau biasa saja dengan hari lahirnya, namun menjadi antitesa seutuhnya: menghindari, tingkat lebih tingginya bahkan membenci.. entah oleh karena sesuatu yang tidak menyenangkan pernah terjadi di hari sekali setahun itu atau sekadar ia tak ingin diingatkan bahwa usianya bertambah seiring dengan berkurangnya kesempatan untuk menghidupi kehidupan yang fana ini.

Dalam golongan manapun seorang manusia mengategorikan kenyamanan dirinya tentang hari kelahiran, itu sepenuhnya adalah kemerdekaannya sebagai entitas yang memiliki jiwa.

Meski begitu, usahakanlah selalu untuk menyisipkan syukur dalam satu harimu di dunia, dan aminkanlah doa-doa baik manusia lain (atau semesta yang diam-diam menyelematimu saat manusia tak ada yang mengingatnya atau mengucapnya) yang tertuju pada satu harimu yang terkenang di akta.

Ucaplah syukur pada Ia yang Kuasa atau pada diri yang menopangmu hingga kini, tentang terima kasih tiada tara karena telah bersedia memberi dan mengusahakan nafas dengan cuma-cuma.

Jadi, selamat ulang tahun bagi siapa saja yang sedang melewatinya!

Bs,

Jakarta, 6 Feb 23.

--

--

B. Sofranita

Kebenaran mutlak ada pada pengadilan Tuhan — kebenaran relatif hadir di tiap perjuangan kemanusiaan.