Tentang “Mentor Sebaya”: Suatu Strategi Mentoring yang Patut Diuji Coba

B. Sofranita
3 min readJan 12, 2023

--

Mentor Sebaya dalam pertemuan inagurasi pada Desember 2022 (dokumentasi pribadi).

Kebanyakan literatur, ahli, dan praktik baik yang terjadi di lapangan sepakat bahwa proses mentoring amat penting disisipkan dalam kegiatan pelatihan yang bertujuan meningkatkan kompetensi kaum muda (dalam bidang apapun), karena proses ini memungkinkan interaksi dua arah yang lebih intensif untuk memaksimalkan ilmu baik yang diperoleh peserta saat menjalani pelatihan.

Atas keyakinan ini, strategi pelibatan kaum muda yang saya jalankan dalam proyek ‘Bridges to the Future’ sebelumnya banyak mempraktikkan berbagai pendekatan mentoring, baik itu melalui mekanisme webinar, grouping skala ‘kelas’ 20–35 peserta, grouping skala kecil 5–10 peserta, dan One on One, yang kebanyakan diantaranya menghadirkan seorang Mentor yang ahli di bidangnya (kalau tidak dikatakan sebagai ‘Senior’).

Dari proses yang terjadi terdapat satu temuan strategi mentoring yang menarik untuk diuji coba berdasarkan adanya potensi dari kaum muda peserta itu sendiri untuk menjadi Mentor bagi peserta yang lainnya/teman sebayanya. Berdasarkan apa? berdasarkan dengan (1) keberagaman pengalaman yang dimiliki oleh individu-individu ini dapat menjadi pengetahuan baru bagi yang lain, (2) kemampuan pendampingan/penguatan dari sisi ‘peer’ berpeluang lebih mudah dipahami dan dipraktikkan karena gap proses/pencapaian antara Mentor dan Mentee tidak terlalu besar (tidak terlalu mendakik).

Untuk itulah kemudian inisiasi pada ‘Brightees Berbagi: Mentor Sebaya’ lahir, meski momentumnya tepat terjadi setelah proyek Bridges to the Future selesai.

Inagurasi dan evaluasi Mentor Sebaya, Desember 2022 (dokumentasi pribadi).

Bermula dari penyebaran informasi kepada alumni untuk kegiatan ini, 30 kaum muda mendaftarkan diri untuk berkomitmen menjadi Mentor Sebaya secara sukarela selama kurang-lebih 2 bulan pada akhir Oktober hingga awal Desember 2022 lalu. Selama masa tugas, masing-masing dari mereka berperan mendampingi tiap Mentee untuk membantu memetakan keinginan mereka (utamanya dalam hal karier/pendidikan), membangun ruang diskusi, serta memberi rekomendasi yang baik dalam proses pencapaian keinginan tersebut. Seluruhnya dilaksanakan melalui metode daring: chat maupun virtual meeting.

Meski berlangsung dalam waktu singkat, pendampingan para Mentor dirasa bermanfaat bagi kebanyakan Mentee, utamanya dalam aspek yang telah dihipotesakan sebelumnya, yaitu Mentee mendapatkan insight tambahan dari ‘peer’ terkait proses tertentu yang sama-sama mereka jalani dan merasa memiliki teman untuk bercerita/mendapatkan rekomendasi yang tidak menghakimi. Dan bagi Mentor, kegiatan ini dapat mengayakan pengalaman dan kompetensi mereka dalam hal interaksi, komunikasi, berbagi serta memampukan diri.

Tentunya manfaat tersebut juga tidak lepas dari saran-saran perbaikan yang dapat menjadi pembelajaran bagi kegiatan serupa di masa mendatang. Bagi pembaca tulisan ini yang berkeinginan untuk menerapkan strategi serupa, beberapa hal yang dapat dikembangkan lebih lanjut antara lain adalah (1) durasi pendampingan, (2) pemetaan keahlian Mentor dan kepeminatan Mentee, (3) pencocokan/matching yang presisi pada aspek nomor 2, dan (4) pendampingan intensif serta evaluasi berkala baik pada Mentor dan Mentee.

Terakhir, melalui tulisan ini, saya sebagai inisiator kegiatan yang belum memiliki lembaga/komunitas untuk memvalidasi kontribusi para Mentor Sebaya ini selain kata-kata apresiasi yang dapat saya rangkai, ingin menyampaikan rasa terima kasih yang amat besar bagi kaum muda ini sekaligus mengonfirmasi bahwa nama-nama berikut pernah meluangkan sebagian waktu di tengah kesibukannya untuk menjadi Mentor bagi teman sebayanya secara sukarela, menjalankannya dengan baik, dan memiliki potensi besar untuk mengaplikasikan keahliannya dalam bidang karier yang mereka tuju masing-masing.

So dear Gengs, may the force be with you! :)

--

--

B. Sofranita

Kebenaran mutlak ada pada pengadilan Tuhan — kebenaran relatif hadir di tiap perjuangan kemanusiaan.